Rabu, 13 Juli 2016

Jogjakarta, Aku Jatuh Cinta



Sebagian orang bilang, kita akan tersadar bila kita jatuh cinta malah ketika kita akan meninggalkan sesuatu tersebut.

Karena yang terbiasa, kebiasaan itu akan hilang dan membuat kita merasa ada yang kurang.

Begitu juga aku, ketika aku tersadar suatu hari aku akan meninggalkan Jogja. Bukannya aku ingin, tapi aku harus. Karena sesuatu yang sudah terencana dalam pikiranku. Jujur, aku tidak pernah meninggalkan Jogja lebih dari dua minggu, dan sudah hampir 17 tahun aku hidup di sini. Di mana aku dilahirkan, belajar, mengenal, memahami, jatuh, dan bahagia. 

Kalian tahu apa yang romantis dari Jogja?

Well, aku juga baru sadar bila Jogja itu romantis. Hampir romantis di setiap sudutnya. Padahal dulu aku pikir para orang luar Jogja yang menganggap "Jogja itu romantis" adalah omong kosong, tapi aku baru sadar hal ini ketika aku pergi ke sebuah kota sendirian--rasanya sangat beda dari Jogja. Kalau kalian berpikir Jogja itu tidak romantis, well, setidaknya Jogja itu romantis untukku. 

Jogja itu tempat berpulang. Katanya, tempat menertawakan kesibukan orang-orang kota. Becak, gudeg, malioboro, Keraton dan Tugu adalah beberapa hal istimewa dari Jogja. Kalian tahu Tugu kan? bangunan putih tinggi menjulang di tengah-tengah perempatan? (hah) (ya, walaupun tidak setinggi  menara eiffel sih, YAIYALAH) Aku sering protes kalau malam-malam lewat di sana bersama Bapak, pertanyaan yang sering kulontarkan adalah, "Itu ngapain sih, Pak? Orang-orang (biasanya para turis) pada selfie di Tugu, kan bikin macet, ngeganggu lalu lintas. Terus mereka kalau ketabrak gimana?" 
Lalu Bapak hanya menjawabnya dengan jawaban santai, "Karena Tugu itu ikon Kota Jogja, Nak," dan blablabla, Bapak mulai menceritakan betapa istimewanya Tugu, bahkan membahas bagian-bagian penting dari Tugu.

source :google


Selain itu, hal yang aku suka dari Jogja adalah becak. Kenapa? karena aku pikir kalian juga tidak akan pernah bertemu dengan becak di kota-kota besar selain Jogja. Dan juga, dengan adanya becak tidak menimbulkan polusi udara. (walaupun sekarang sudah banyak becak motor) terkadang aku membayangkan bila satu Kota Jogja tidak ada kendaraan bermotor, isinya sepeda dan becak semua. Bisa makmur aku tidak batuk-batuk dan terserang sesak nafas lagi, haha. Walaupun itu suatu hal yang mustahil sih. 

Untuk aku pribadi, yang membuat Jogja romatis adalah : Senja, malam, hujan, puisi, kopi, dan orang-orang yang aku sayang. Walaupun malam, senja, terjadi di seluruh kota di dunia, walaupun hujan turun di seluruh kota di dunia, walaupun kopi bisa dimunim di mana saja, dan puisi bisa kutulis di mana saja, orang-orang yang aku sayang semuanya ada di Jogjakarta. Oh ya, satu lagi, kenangan. Membahas kenangan, sudah berapa kali aku tertawa bahagia, jatuh cinta, dan meneteskan air mata di Jogja. Maklum aku sudah hampir 17 tahun di Jogja, sudah hampir punya KTP. (hehe)

Teringat, masih satu tahun lagi aku di Jogja, dan kuharap memang satu tahun lagi. Karena aku berjanji suatu hari nanti aku akan pergi dan bukan karena aku tidak cinta Jogja lagi, tapi terkadang kita harus keluar dari comfort zone kita dan pergi ke sebuah tempat sendirian untuk sesuatu yang kita mimpikan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar