Senin, 18 Juli 2016

Tidak Ada Kamu

"Di mana?" 

Ilalang menjawab, "Jangan kau cari dia sepanjang koridor sekolah," 

Sang Angin menyahut, "Jangan pula kau cari di setiap sudut Kota Yogyakarta," 

Aku bertanya lagi, "Memang kenapa?"

"Ia sudah mati." Jawab pepohonan.
"Mati dan tak akan pernah kembali."

Aku mendengus kesal. "Tapi aku percaya reinkarnasi." Gumamku.  "Seberapa jauh ia pergi?"

"Ia pergi bukan lima langkah atau sepuluh langkah lagi," ujar sang angin. "tapi puluhan ribu kilometer dan tak rindu kamu lagi."

Deg.

Tidak ada kamu hari ini

Tidak esok, lusa, ataupun nanti



                                         Yogyakarta, 18 Juli 2016

2 komentar: