Rabu, 20 Juli 2016

Aku Tanpa Sekolah

Sesuai dengan tema yang telah ditentukan Hai School Crew pada hari ke-3 ini, "Jika Aku Tidak Sekolah"  saya langsung kepikiran untuk membuat judul "Aku Tanpa Sekolah" dan tiba-tiba saja muncul dipikiran saya, "Kira-kira apa yang akan terjadi dengan saya jika saya tidak sekolah?" "Di mana saya sekarang?" dan "Apa yang saya lakukan jika tidak sekolah?"

Jujur, sebelum kelas 11 kemarin mungkin saya tidak begitu peduli dengan nilai-nilai saya di sekolah dan betapa pentingnya pendidikan untuk saya. Saya terlalu asyik untuk mengurusi hal-hal yang kurang bermanfaat untuk masa depan saya. Rasanya, saya belajar ya--kalau lagi mood saja. Mau mendengarkan guru, ya kalau lagi mood juga. Saya mau belajar kalau materinya memang menyenangkan dan mudah saya mengerti. Saya hampir nggak peduli urusan nilai dan sekolah, lantas tentu saja tidak pernah terlintas di benak saya sebelumnya jika saya tidak bersekolah. Pikiran saya terbuai dengan masalah para remaja jaman sekarang, atau kalau mau dijadikan drama korea bisa 2000 episode sendiri. (yha)

Tapi ketika saya berada di kelas 11 akhir, saya mulai sadar bahwa pendidikan adalah hal yang paling penting bagi saya. Boleh saya katakan, pendidikan adalah nomor satu. Asumsi saya nggak akan berubah, kalau pendidikan adalah nomor satu sedangkan cinta-cintaan/pacaran itu nomor sekian. Lebih baik fasilitas yang diberikan oleh orangtua kita dipakai untuk memfasilitasi kita agar mendapat pendidikan setinggi-tingginya daripada dihamburkan untuk pacar-pacaran. (kecuali belajar bareng pacar sih, wah asyik boleh dicoba tuh)

Back to the topic, apa yang akan saya lakukan kalau saya nggak sekolah? (walaupun ini nggak pernah terpikirkan oleh saya, karena saya yakin orangtua saya tidak akan membiarkan anaknya tidak sekolah di keadaan apa pun, karena saya dan adik saya adalah harapan mereka) mungkin hari ini saya nggak akan menulis post ini dan beranggapan bahwa "pendidikan adalah nomor satu", saya bisa turun ke jalanan mencari uang--entah berjualan koran atau mengamen (terus kulitku pasti tambah gosong) membantu perekonomian keluarga. Saya nggak akan mengerti tentang sejarah revolusi-revolusi negara di dunia, saya nggak akan tahu kalau Napoleon itu menikah atas dasar mendapatkan tahta, saya nggak akan tahu rumus mencari luas segitiga, saya juga nggak akan tahu cara membuat jurnal umum dan teman-temannya.(ya sampai sekarang aja belum begitu paham, LOL.)

Yang paling menyentuh hati saya ketika menyadari bahwa pendidikan itu adalah sesuatu yang penting dan kebutuhan kita, adalah ketika saya melihat teman saya menangis di depan mata saya sendiri. Mungkin, karena ia ingin cerita bahwa ia sedih tak bisa melanjutkan kuliah karena perekonomian keluarga (kalau kamu mengalami hal ini dan kamu pintar, kamu bisa cari beasiswa). Rasanya miris dan sedih tak tahu mengapa. Dari situ saya belajar menghargai seluruh usaha orangtua saya dalam memberi fasilitas kepada saya, salah satunya adalah ketika mereka mengeluarkan uang belasan juta untuk memberikan saya les karena saya sudah kelas 12. (saya nggak bisa les hanya di satu tempat.) kadang saya takut, bagaimana jika nanti saya kecewakan orang tua, saya gagal untuk raih cita-cita saya. Saya bukan tipe orang yang "enak-enak saja" jika harus meminta uang orangtua untuk membeli sesuatu yang harganya lumayan bernilai.

Suatu hari nanti yang saya ingin lakukan hanyalah membalas budi apa yang orangtua saya berikan. (senakal-nakalnya saya kepada mereka, dan saya yakin mereka juga nggak akan baca blog ini. Dan nggak akan nyangka saya nulis ini.)

Pendidikan, membuat kita menjadi classy. Pintar itu artinya luas, tidak harus kita dapatkan dari sekolah--tapi pintar melalui bidang kita masing-masing. Mengenai pentingnya bersekolah, saya pernah membaca cerita seorang teman bahwa tidak semua orang itu nyaman berada di sekolah umum dan bersosialisasi. Jadi dia memutuskan untuk homeschooling  dan ia nyaman. Ada juga seseorang yang benar-benar buta pelajaran, namun mempunyai bakat melukis yang luar biasa. Kesuksesan bisa kita dapatkan lewat mana saja.

Tapi, tetap saja--sekolah itu perlu. Bersekolahlah setinggi-tingginya dalam passion kamu masing-masing. Entah tentang sekolah psikologi, akuntansi, musik, lukis, dan lain-lain.

Anyway, sedikit saran untuk pemerintah Indonesia untuk lebih memperhatikan anak-anak di luar sana yang tidak bersekolah dan malah berkerja untuk membantu perekonomian keluarga mereka. Dengan pemerintah memberikan bantuan dan perhatian kepada mereka, ini sama saya memberi peluang lebih besar untuk para generasi muda untuk memajukan bangsa. Dan tentang sistem pendidikan di Indonesia, saya rasa ada baiknya bagi siswa SMA untuk memilih beberapa mata pelajaran yang mereka sukai saja, dalam artian mereka tak perlu belajar semuanya karena kita juga mempelajari sedari SD dan SMP. Dengan begitu pasti siswa lebih bersemangat belajar, karena dapat lebih mendalami pelajaran yang memang mereka sukai (karena juga lebih efisien, terkadang belajar mata pelajaran yang nantinya juga tidak terpakai di kuliah hanya membuat kita stress saja. Lebih baik belajar beberapa mata pelajaran, tapi kita benar-benar memahaminya. Contoh : pelajar di Australia). Percayalah, sistem IPA-IPS yang diterapkan kepada siswa SMA sering tidak berjalan dengan baik. Saya menganggap IPA-IPS itu mempunyai kedudukan yang sama, tapi sedihnya IPA-IPS malah dianggap sebagai sebuah "cap" oleh beberapa sekolah yang mana IPA lebih tinggi dari IPS. (artinya, anak yang mendapatkan nilai tinggi dimasukan ke IPA, sedangkan IPS yang nilainya kurang) dan sedihnya, nanti jika sudah mendekati hari kelulusan banyak anak IPA yang memilih jurusan kuliah IPS. (Padahal mereka belajar IPA di SMA, lalu itu buat apa?) Tapi nanti pasti anak IPA yang memilih jurusan kuliah IPS akan menjawab, "Ya suka-suka gue," "takut kesaing lo?""ya biarin gue pinter bhak" kalau begini mending dari awal masuk jurusan IPS saja, nggak usah takut di cap "IPS itu jelek."  Ini bukan tentang siapa yang takut kesaing, tapi tentang kekonsistenan.


Kalau kalian tanya mengapa sekolah itu sangat penting bagi saya, jawabannya adalah :
1. Dengan wawasan kita semakin luas, kita menjadi dipermudah melakukan sesuatu.
2. Siapa yang nggak mau punya pasangan pintar? Kalau saya, mending cowok pintar ketimbang cowok yang hanya penampilan kaya karena harta orangtua.
3.Topik nggak akan pernah habis dan susah bosan.
4. Pendidikan sangat penting juga untuk wanita, karena wanita yang cerdas pasti akan melahirkan anak-anak yang cerdas. Wanita perlu cerdas untuk mengajari anak-anaknya nanti.
5. Memajukan bangsa. Siapa sih, yang nggak mau ikut aktif berperan dalam mengharumkan bangsa kita? :)

Well, tulisan di atas adalah curahan yang terlintas di pikiran saya. Dan terima kasih sudah membaca post saya dari hari pertama (hihi) Boleh sekali lho, keluarkan pendapat kalian dan tinggalkan jejak diblog saya. Terima kasih!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar