Senin, 06 Juli 2015

Namanya, Elga..

Halo, para visitors. Apa kabar? Sudah lama tak jumpa.

Kali ini, tiba-tiba aja aku teringat seseorang. Bukan pacar kok, ya karena aku nggak punya pacar. Bukan gebetan juga. Halah mah ngopo. Tapi temanku dari kecil, bahkan dari orok. Teman kecilku saat aku masih dari kandungan, hanya saja kami sudah jarang bertemu karena aku sempat pindah rumah pada tahun 2006-2007.

Terkadang aku bangun, dan aku sadar kalau ternyata aku ini sudah besar. Tentunya, Elga yang lebih muda dari aku selisih beberapa hari pasti juga sudah dewasa. Saat aku terbangun dari tidurku, aku pernah merasa bahwa aku mengeluh dengan semuanya yang terjadi, bahkan sering kewalahan menangani 'problematika'-ku sebagai seorang remaja.

R e m a j a. Apa sih yang ada di otaknya remaja? Seumuran aku sih, anak baru SMA, rasanya masalah teman, perasaan, pergaulan, nilau, sudah menjadi hal biasa. Dan yang namanya 'galau' juga pasti biasa melanda kami, kata mamaku sih, 'perubahan hormon' iya-in aja sih. Dan di situ pula aku terkadang rindu masa-masa kecilku. Sedikit cerita, dulu aku tinggal di suatu perumahan sepi daerah bantul, masih sangat sepi kata mamaku, terus juga masih ada hutannya. Walaupun dulu aku sering diganggu mahluk halus, bahkan sampe nangis-nangis. (dulu waktu kecil aku suka banget halusinasi, lihat kaki ayahku di rantai padahl nggak, badannya leleh, bahkan lihat rumah kosong sebelah lagi pesta darah) terus aku dulu juga sering di bantu sama tetanggaku yang katanya 'pinter'. Selain itu, ibuku bilang, waktu hamil aku--barengan sama tetangga sebelah (sebelah satunya, bukan rumah kosong yang sering pesta darah itu.) katanya dulu kalau nyidam makan jambu, ibu suka nyari jambu sama tetangga sebelah. Nah, lahirnya pun juga selisih beberapa hari. Aku lahir tepat hari sumpah pemuda, sedangkan Elga beberapa hari setelahnya. Namun sayangnya, Elga tidak terlahir normal sepertiku..

Bisa dibilang, ukuran otak kanan dan otak kirinya tidak seimbang. Meski begitu, masa-masa kecilku dihabiskan bermain bersama dia. Walau dia sering nggak nyambung diajak ngomong juga sih, kami sering bermain sepedaan bareng. Rumah kami sebelahan sebelum aku pindah, dulu banyak rumah kosong meski sekarang sudah dipenuhi penduduk. Di seluruh depan rumah pasti ada pohon, terus ada sungai kecil (ya bukan sungai kecil juga sih) lalu ada sawah, depannya ada lapangan, depannya lagi ada rumah-rumah kosong (sekarang sudah diisi) sebelahnya hutan (dulu aku sering main ke sana, bahkan jam dua belas malem minta main sepedaan, nggak normal emang) Yah, indah banget! Elga kalau ngomong sering nggak jelas, rambutnya ikal,  kulitnya putih. Walaupun dia kurang normal tidak seperti kita, seenggaknya dia hafal namaku. Aku dulu waktu kecil suka banget ngajarin dia, entahlah ngajarin apa, tapi aku kangen. :))

Suatu hari aku mendapat kabar kalau si Elga itu makan gunting, terus harus dioperasi. Kalau lihat tembok, bukannya menghindar tapi terus jalan, koran juga dimakan. Aku kasihan banget sama dia. Sekarang kami udah jarang ketemu, mungkin udah dua tahun terakhir. Di saat di sini, aku bisa ketawa-ketiwi sama teman-teman seumuranku, menghadapi konflik masalah pertemanan, pergaulan, perasaan (halah). Aku baru inget ada sahabatku di sana yang nggak bebas kayak aku. Di saat aku mengeluh tentang masalahku, aku baru inget ada Elga yang di sana nggak bisa menikmati masa-masa remaja kayak yang aku dan kalian.

Aku nggak tahu apakah ada kemungkinan dia bisa sembuh. Dia udah di sekolahin di SLB, tapi nggak bisa dan dipulangin ke rumah. Elga cantik, rambut ikal, kulit putih, bibir merah. Rasanya aku punya masa kecil yang lucu banget, hahaha.

Ada saat di mana aku pengen memutar waktu sebelum akhinya aku sadar kalau waktu itu berjalan ke depan.

Love you!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar