entah ia sedang sedih atau bahagia, aku kurang memahaminya
dan pandanganku tertuju di balik kaca jendela,
ketika pepohonan dan ilalang basah karena tangisnya,
aku malah menemukan diriku sendiri
terus mencari..
mengabaikan dunia yang telah mengubahku menjadi seorang gadis yang bahkan tak aku kenali,
aku tak ingin jauh-jauh dari rumah,
bukan karena aku pengecut
tapi karena aku takut lupa untuk pulang lagi dan aku sudah pergi sangat jauh
dan aku memutuskan untuk kembali
ketika senja sudah menampakan warnanya,
ia memintaku untuk berbaring di sebuah tempat penuh bunga
dan aku tahu Tuhan sedang menolongku saat itu,
ketika seseorang bertanya kepadaku mengenai bunga dari surga,
tentu saja aku tak bisa menatap matanya lebih dalam lagi,
karena aku tahu, ia hanya ingin mengajakku pergi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar