Minggu, 24 Juli 2016

Perbaiki Mental Kita

Sebenarnya ini post satu hari yang lalu, namun karena aku capek sehabis pulang les (maklum kelas 12) aku milih tidur aja deh takut sakit. (wk.)Hari jumat kemarin aku pusing dan ngantuk akibat begadang dan lain-lain, meskipun begitu aku tetep les lah--meski sebenernya aku nggak kuat karena udah pusing tingkat akut. Aku pulang sekolah sekitar jam 12, sedangkan aku les jam 3-6. Karena nggak ada yang nganter ya udah deh aku langsungan. Jadi pelajaran les kemarin bahas akuntansi dan sosiologi, karena aku jurusan IPS. Akuntansi biasalah, bahas perusahaan dagang dan teman-temannya, sedangkan sosiologi bahas perubahan sosial--sebenernya sosiologi tuh malah kebanyakan ceritanya daripada teori. Guruku cerita tentang pengalamannya ke Jepang. (jujur ya, agak kesel karena ini udah pusing bukannya nunggu diterangin materi malah dicurhatin)

But.. dia cerita tentang bagaimana negara Jepang itu terkenal dengan negara yang sangat bersih. Beda banget dengan negara kita. Bahkan, WC umum di bandara Tokyo itu sangat bersih dan yang jelas lebih modern. Aku ingat terakhir kali aku numpang di toilet pom bensin, dan.. sumpah itu kotor banget, yang mau pipis jadi nggak kebelet pipis lagi. Bukan cuma toilet, tapi juga di setiap sudut kota kita beda dengan kota-kota di Jepang (YAIYALAH). Terutama dari segi kebersihannya loh ya.

Dan, sering nggak sih--kalau di rapat orangtua, pasti ada aja orang tua yang protes, "Toilet di sekolah ini kotor. Anak saya jadi enggan untuk buang air kecil di toilet sekolah. Saya usul pada orangtua murid untuk patungan menyewa cleaning service."padahal kalau kita bandingkan dengan negara maju seperti Jepang--kebersihan itu bukan cuma tanggungan dan kewajiban "cleaning service" saja, tapi juga kita semua. Salah satu contoh, guru saya pernah mencoba "membuang sampang secara sengaja" di Jepang, lalu beliau sembunyi dan pura-pura tidak melakukannya--tidak lama kemudian ketika seorang warga Jepang lewat, mereka tanpa peduli itu sampah milik siapa langsung membuangnya ke tempat sampah. (ada 4 tempat sampah di Jepang) kemudian beliau mencoba lagi di daerah yang berbeda, tidak lama kemudian ada seorang anak berusia 5 tahun yang langsung mengambil sampah tersebut dan membuangnya ke tong sampah.

Ternyata, kebiasaan menjaga kebersihan sudah diterapkan sejak dini di Jepang. Bahkan anak-anak TK, sudah diajarkan untuk bersih-bersih sejak dini--biasanya mereka bersih-bersih serentak sambil menyanyikan sebuah lagu Jepang yang artinya tentang semangat menjaga kebersihan. Nggak heran Jepang itu negara yang sangat bersih sekali. Intinya, karena keluarga adalah media sosialisasi pertama untuk anak-anak, ada baiknya kita menerapkan kebiasaan menjaga kebersihan dan hal-hal positif lainnya. Karena apa yang tertanam sejak dini, pasti akan menjadi kebiasaan yang turun-temurun kepada anak cucu kita nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar