Jumat, 17 Januari 2020

koma

ada banyak manusia yang telah berdamai dengan ucapan selamat tinggal
seperti rencana di masa depan yang telah kita susun rapi
janji-janji yang belum usai ditepati
dan mimpi-mimpi yang belum usai untuk diraih
mungkin untuk ayahku yang terkasih,
ayahmu,
kakak laki-lakimu,
dan semua orang yang kehilangan,

hidup kita pernah tertata rapi,
tanpa rencana untuk patah hati
kehilangan orang-orang yang dicintai,
2015 yang beku,
dan tahun selanjutnya yang turut menghukummu,

kipikir, kicauan burung gereja pagi itu berkata, "ya" untuk kita
itu sebabnya aku tak pernah melepas genggaman tanganku

ternyata itu hanya ilusi
pola pikirku sendiri
mencari damai dalam hati
menganggap di masa depan  sudah tertata rapi

marah pada semesta
angin bahkan terasa mencekik dirimu sendiri
ah, kau salah

semesta sangat baik hati sekali
ia pinjamkan senyuman sang mentari
ia lukiskan di wajah indahmu

burung gereja,
terbangku sudah tak seirama
aku baik-baik saja diujung utara

jika hari ini hujan turun di pipimu,
mungkin kau sedang patah hati
itu karena kau sangat mencintai
tapi, apalagi yang kau takuti?

kau bahkan bisa bertahan sampai hari ini
meski sudah dibunuh berkali-kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar